Motif Batik Sidomukti


Sejarah Motif Batik Sidomukti

Motif batik sidomukti merupakan motif batik yang berasal dari Surakarta, Jawa Tengah. Motif ini merupakan perkembangan dari motif batik sidomulyo. Latar motif batik sidomulyo berwarna putih kemudian oleh Paku Buwono IV diubah dengan motif ukel yang kemudian dinamakan motif batik sidomukti. Motif batik ini merupakan salah satu jenis batik keraton yang biasanya dibuat dengan zat warna soga alam. Motif batik ini asli dan kuno atau klasik seperti aslinya. Motif batik ini biasanya digunakan pada saat upacara pernikahan.

 Definisi Motif Batik Sidomukti

Sidomukti berasal dari Bahasa jawa yaitu dari kata “sido” yang memiliki arti jadi/menjadi/terkabul/terus-menerus dan kata “mukti” yang memiliki arti mulia, kebahagiaan, berkuasa, disegani, dan sejahtera. Sehingga motif batik sidomukti memiliki makna bahwa harapan atau keinginan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Atau untuk pasangan yang menikah diharapkan kedua mempelai akan memiliki masa depan yang baik dan penuh kebahagiaan.

Ornamen Motif Batik Sidomukti



Motif batik sidomukti terdiri dari ornamen-ornamen utama yang mempunyai arti dan filosofinya masing-masing. Berikut ini merupaka ornament-ornamen yang terdapat dalam motif batik sidomukti: 

Ornamen Kupu-kupu


Ornamen utama dari batik ini adalah kupu-kupu. Kupu-kupu memiliki makna pencerahan, pembebasan, dan sebuah kesempurnaan. Selain itu kupu-kupu menjadi simbol pengharapan yang indah dan tinggi. Seperti kupu-kupu yang berasal dari ulat kemudia menjadi kepompog kemudian baru menjadi kupu-kupu, diharapkan manusia dapat menahan diri untuk mendapatkan atau mencapai sesuatu yang diharapkan atau sesuatu yang lebih baik.

Ornamen Singgasana atau Bangunan Berbentuk Tahta


Ornamen singgasana menggambarkan tahta dan kedudukan yang tinggi. Ornamen ini memiliki makna harapan agar orang yang menggunakannya akan naik kedudukan dan derajatnya. Selain harapan agar bias menempati posisi yang tinggi juga diharapkan agar orang tersebut dimuliakan dan dapat dihormati oleh banyak orang.

Ornamen Meru atau Gunungan


Dalam kebudayaan Hindu Jawa, meru/gunungan menggambarkan puncak gunung yang tinggi tempat bersemayam Dewa-dewi. Ornamen meru/gunungan menggambarkan keagungan, kemegahan, dan keteguhan. Sehinnga ornamen ini memiliki makna pengharapan agar orang yang mengenakannya dapat mengendalikan nafsu dalam dirinya sehingga orang tersebut akan mendapatkan kemakmuran.

Ornamen Bunga


Ornamen bunga menggambarkan keindahan dan kecantikan. Ornamen ini memiliki makna pengharapan sesuatu yang indah yang teguh dan kokoh akan pegangan hidupnya, meskipun banyak rintangan yang menghalangi. 

Isen-isen Motif Batik Sidomukti

Isen-isen merupakan titik-titik, gabungan titik dan garis, serta garis-garis. Isen-isen berfungsi untuk mengisi ornamen dan motif atau mengisi bidang antara motif dan ornamen. Berikut ini adalah isen-isen yang ada pada batik Sidomukti:

  •    Isen-isen Berupa Sawut
    Isen-isen berupa sawut adalah garis-garis lembut yang berjajar sebagai pengisi daun, ekor burung dan sebagainya.
    2     Isen-isen Berupa Cecekan
    Isen-isen berupa cecekan adalah titik-titik kecil rapat maupun renggang yang memenuhi ruang kosong di bidang ornamen.
    3     Isen-isen Berupa Ukel
    Isen-isen berupa ukel adalah hiasan daun dengan bentuknya mirip rambut keriting
    dan lain sebagainya yang menyerupai.
    4     Isen-isen Berupa Cecek Pitu
    Isen-isen berupa cecek pitu adalah titik-titik yang berjumlah tujuh buah dan biasanya memiliki bentuk melingkar.

Makna Warna pada Batik Motif Sidomukti

Warna pada batik motif sidomukti adalah warna soga atau coklat yang merupakan warna batik klasik atau seperti aslinya. Maksud dari seperti aslinya adalah batik motif sidomukti merupakan perkembangan dari motif sidomulyo. Warna soga pada batik motif sidomukti merupakan pengganti warna oranye yaitu perpaduan antara merah dan kuning.
Pada zaman dahulu belum terdapat pewarna kimia sehingga dalam pembuatannya menggunakan pewarna alami. Pewarna alami yang digunakan adalah pohon mengkudu, tegeran, hambal, tingi, yang disebut dengan “soga”. Warna yang dihasilkan dari pohon-pohon tersebut dalah warna merah kecoklatan. Warna dalam konsep kiblat papat lima pancer tersebut melambangkan hawa nafsu. Warna ini memiliki makna agar orang memiliki hawa nafsu dan semangat yang tinggi untuk melakukan perbuatan baik dengan gagah berani.

Posting Komentar

0 Komentar